Dari sekian banyak jenis itik yang ada di Indonesia, ada salah satu jenis itik yang menarik dan jarang diketahui masayarakat yaitu itik alabio. Itik alabio adalah itik borneo
(Anas platurynchos Borneo) atau itik kalimantan. Itik ini merupakan itik asli
Kalimantan, di samping itik dari Nunukan (Kalimantan Timur).
Itik alabio diperkirakan hasil
persilangan antara itik asli Kalimantan Selatan dengan itik peking. Menurut
dugaan, persilangan ini terjadi karena Kerajaan Banjar di Hulu Sungai Utara
sudah sejak lama mengadakan kontak dengan dunia luar, salah satunya dengan
daratan Cina. Dengan adanya hubungan dengan daratan cina ini, kemungkinan ada
itik peking yang masuk –disengaja atau secara liar- yang kemudian berbaur
dengan itik lain yang sudah lebih dahulu ada di kawasan ini. Bahkan, ada
kemunginan berbaur dengan berbaur dengan itik liar (belibis) hingga akhirnya
menurunkan itik yang dikenal sebagai itik alabio yang memang berbeda jauh
dengan itik jawa. Nama alabio diberikan pada tahun 1950 oleh drh. Saleh Puspo.
Alabio sendiri adalah nama salah satu kota kecamatan di Kebupaten Hulu Sungai
Utara di Kalimantan Selatan.
Sebenarnya
yang banyak menghasilkan itik bukanlah Kecamatan Alabio, melainkan Desa Mamar
Telagasari. Di sini banyak terdapat pembibit – pembibit itik. Akan tetapi,
karena pemasarannya banyak dilakukan di Alabio maka nama Alibio lebih melekat
sebagai nama itik ini. Dengan kata lain, Mamar punya itiknya, tetapi justru
Alabio yang punya nama.
Munculnya
jenis itik Alabio dalam arti yang sebenarnya, yakni deangan adanya ciri-ciri
fisik tertentu yang homogen , di sekitar tahun 1960-an. Sebelumnya, meskipun
istilah “itik Alabio” sudah muncul, kenyataannya bibit yang dipasarkan di
Alabio masih heterogen. Lama – kelamaan peternak memurnikannya hingga jadilah
itik alabio yang dikenal seperti sekarang ini.
Ciri khas
itik alabio adalah sebagai berikut.
1.
Bentuk tubuh segi tiga dan membentuk sudut 60
derajat dengan tanah.
2.
Bentuk kepala kecil dan membesar ke bawah.
3.
Warna bulu itik betina kuning keabu-abuan dengan
ujung bulu sayap ekor, dada, leher, dan kepala agak kehitaman.
4.
Warna bulu itik jantan abu-abu kehitaman dan
pada ujunng ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas.
5.
Warna paruh dan kaki kuning.
Itik alabio merupakan itik tipe
petelur yang produktif. Berdasarkan hasil penelitian, itik alabio yang
dipelihara secara tradisional
(digembalakan) menghasilkan telur 130 butir/tahun. Bila dipelihara
secara intensif dapat berproduksi anatar 200 – 250 butir telur/tahun. Berat
telur rata – rata 65 – 7- g/butir. Kulit telur umumnya berwarna hijau
keabu-abuan. Secara umum, ukuran telur itik alabo lebih kecil dibandingkan
dengan telur itik jenis lainnya. Berat standar itik jantan 1,8-2 kg, sedangkan
itik betina 1,6-1,8 kg.
Begitulah informasi tentang itik alabio semoga bermanfaat untuk peternak-peternak muda masa kini. Let's share our knowladge
Begitulah informasi tentang itik alabio semoga bermanfaat untuk peternak-peternak muda masa kini. Let's share our knowladge
Sumber : Suharno, Bambang. 2007. Beternak Itik Secara Intensif. Bandung: Niaga Swadaya.