Blogger Widgets

Kamis, 08 Januari 2015

Mengenal Itik Alabio

Dari sekian banyak jenis itik yang ada di Indonesia, ada salah satu jenis itik yang menarik dan jarang diketahui masayarakat yaitu itik alabio. Itik alabio adalah itik borneo (Anas platurynchos Borneo) atau itik kalimantan. Itik ini merupakan itik asli Kalimantan, di samping itik dari Nunukan (Kalimantan Timur).
Itik alabio diperkirakan hasil persilangan antara itik asli Kalimantan Selatan dengan itik peking. Menurut dugaan, persilangan ini terjadi karena Kerajaan Banjar di Hulu Sungai Utara sudah sejak lama mengadakan kontak dengan dunia luar, salah satunya dengan daratan Cina. Dengan adanya hubungan dengan daratan cina ini, kemungkinan ada itik peking yang masuk –disengaja atau secara liar- yang kemudian berbaur dengan itik lain yang sudah lebih dahulu ada di kawasan ini. Bahkan, ada kemunginan berbaur dengan berbaur dengan itik liar (belibis) hingga akhirnya menurunkan itik yang dikenal sebagai itik alabio yang memang berbeda jauh dengan itik jawa. Nama alabio diberikan pada tahun 1950 oleh drh. Saleh Puspo. Alabio sendiri adalah nama salah satu kota kecamatan di Kebupaten Hulu Sungai Utara di Kalimantan Selatan.
                Sebenarnya yang banyak menghasilkan itik bukanlah Kecamatan Alabio, melainkan Desa Mamar Telagasari. Di sini banyak terdapat pembibit – pembibit itik. Akan tetapi, karena pemasarannya banyak dilakukan di Alabio maka nama Alibio lebih melekat sebagai nama itik ini. Dengan kata lain, Mamar punya itiknya, tetapi justru Alabio yang punya nama.
                Munculnya jenis itik Alabio dalam arti yang sebenarnya, yakni deangan adanya ciri-ciri fisik tertentu yang homogen , di sekitar tahun 1960-an. Sebelumnya, meskipun istilah “itik Alabio” sudah muncul, kenyataannya bibit yang dipasarkan di Alabio masih heterogen. Lama – kelamaan peternak memurnikannya hingga jadilah itik alabio yang dikenal seperti sekarang ini.

                Ciri khas itik alabio adalah sebagai berikut.
1.       Bentuk tubuh segi tiga dan membentuk sudut 60 derajat dengan tanah.
2.       Bentuk kepala kecil dan membesar ke bawah.
3.       Warna bulu itik betina kuning keabu-abuan dengan ujung bulu sayap ekor, dada, leher, dan kepala agak kehitaman.
4.       Warna bulu itik jantan abu-abu kehitaman dan pada ujunng ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas.
5.       Warna paruh dan kaki kuning.



Itik alabio merupakan itik tipe petelur yang produktif. Berdasarkan hasil penelitian, itik alabio yang dipelihara secara tradisional  (digembalakan) menghasilkan telur 130 butir/tahun. Bila dipelihara secara intensif dapat berproduksi anatar 200 – 250 butir telur/tahun. Berat telur rata – rata 65 – 7- g/butir. Kulit telur umumnya berwarna hijau keabu-abuan. Secara umum, ukuran telur itik alabo lebih kecil dibandingkan dengan telur itik jenis lainnya. Berat standar itik jantan 1,8-2 kg, sedangkan itik betina 1,6-1,8 kg.
Begitulah informasi tentang itik alabio semoga bermanfaat untuk peternak-peternak muda masa kini. Let's share our knowladge




Editor : Ahmad Miftahul Rochman
Sumber : Suharno, Bambang. 2007. Beternak Itik Secara Intensif. Bandung: Niaga Swadaya.

Yang Cantik Yang Menarik

Ayam Hias merupakan ayam yang mempunyai keunikan dan keindahan yang berbeda dengan yam biasa pada umumnya. Kita ketahui pada saat ini ayam hiasa sangat diminati oleh para penghoby ayam. Dengan demikin tidak sedikit orang yang membudidayakan ayam hias tersebut.
Dan pada kesempatan kali ini kami akan memberikan informasi seputar jenis Ayam Hias yang  paling banyak dimintai dan juga paling banyak dipelihara. Tetapi pada tahun ke tahun peminat ayam hias ini selalu berubah – ubah makannya tidak heran kalau informasi yang akan kami sampaikan kepada anda bukan untuk diajadikan patokan.
Berikut ini adalah Jenis Ayam Hias Yang Sangat Unik :
1. Ayam Sumatra
Ayam Sumatra
Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang di Sumatera Barat Ciri-cirinya adalah
  1. Perawakannya tegap, gagah tapi ukuran tubuhnya kecil 
  2. Ayam jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar 
  3. Paruh pendek, kukuh dan hitam
  4. Kuping kecil, hitam 
  5. Jengger  wilah merah
  6. Kulit muka merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang
  7. Bobot ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan betina 1,5 kg.

2. Ayam Hutan Merah (Gallus-gallus)
Ayam Hutan Merah
Ayam ini tersebar mulai dari India sampai ke China dan Indonesia. Ada 5 sub spesies ayam hutan merah, dua diantaranya terdapat di Indonesia, yakni Gallus-gallus di Sumatera dan Gallus-gallus bankiva di Jawa dan Madura, sedangkan Gallus-gallus murghi terdapat di India dan Bangladesh. Gallus-gallus spadiceus di Myanmar dan Vietnam dan Gallus-gallus jaboullei di China Selatan serta pulau Hainan.
Ciri-ciri Ayam Hutan Merah :
  1. Bobot ayam jantan dewasa 0,7 Kg dan betina 0,4 Kg
  2. Produksi telur 5 - 7 butir permusim
  3. Jantan memiliki bulu leher yang panjang dan sempit dan bulu dada hitam.
  4. Jengger berbentuk willah bergerigi merah.
  5. Pial double, merah.
  6. Bunyi kokoknya "ku-ku-ru-yuk" seperti ayam jantan biasa.
  7. Tersebar di Jawa dan Madura
3. Ayam Kedu
Ayam Kedu
Ayam kedu ini merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Magelang dan Temanggung, Jawa Tengah. Untuk Saat ini ayam tersebut sudah banyak tersebar keluar daerah.
4. Ayam Hutan Hijau (Gallus-gallus)
Ayam Hutan Hijau
Ayam Hutan Hijau ini tersebar disekitar Jawa, Bali, Kangean, dan Flores. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
Ayam Hutan Hijau Jantan 
- Panjangnya kira-kira 70 cm 
- Beratnya 0,7 - 1,5 Kg 
- Bulu dada hitam berbaur hijau mengkilap dengan ujung ke kuning-kuningan 
- Bulu ekor panjang melengkung, hitam 
- Bulu leher kecil-kecil, merah kekuning-kuningan - Jengger bulat rata 
- Pial tunggal - Bunyi kokoknya ce-ki-krek
Ayam Hutan Hijau Betina :
- Panjang kira-kira 40 cm
- Bulunya kuning pucat
- Beratnya 0;5 - 0,8 Kg
- Produksi telur 3 - 5 butir/ musim
5. Ayam Nunukan
Ayam Nunukan
Ayam nunukan ini adalah ayam lokal yang berkembang di pulau Tarakan, Kalimantan Timur dan diduga berasal dari Cina. 
Ciri - ciri Ayam Nunukan :
  1. Warna bulu merah cerah atau merah kekuningan
  2. Bulu sayap dan ekor tidak berkembang sempurna
  3. Paruh dan kaki berwarna kuning atau putih kekuningan
  4. Jengger dan pial merah cerah
  5. Anak berumur 45 hari cenderung berbulu kapas
  6. Berat badan ayam jantan dewasa 3,4 - 4,2 kg dan betina 1,6 - 1,9 kg
  7. Produksi telur 120 - 130 butir per tahun dengan bobot 40 - 60 gr/butir
6. Ayam Pelung
Ayam Pelung
Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi Jawa Barat, Untuk keterangan lebih lengkap anda bisa Baca : Ayam Pelung Cinajur.
7. Ayam Balenggek
Ayam Balenggek
Ayam yang satu ini Berasal dari Kabupaten Solok Sumatera Barat.
Ciri Ciri Ayam Balenggek : Sangat pandai berkokok dengan suara merdu yang iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri dari 6 hingga 14 suku kata, dan Bentuk fisiknya dibedakan atas 3 macam yaitu :
  • Yungkilok gadang, berpenampilan tegap, gagah dan cantik. Ayam jantan dewasa berbobot 2 Kg dan betina 1,5 Kg dengan produksi telur 16 butir per musim.
  • Ratiah, ayam ini berpenampilan lebih kecil dan langsing. Ayam jantan dewasa 1,6 Kg dan betina 0,8 Kg dengan produksi telur 18 butir permusim.
  • Batu, ayam ini berpenampilan mirip ayam kate, karena berkaki pendek yakni 3 - 4 cm. Bobot ayam jantan dewasa 1,8 Kg dan betina 1 Kg dengan produksi telur 12 butir per musim
8. Ayam Bekisar
Ayam Bekisar
Ayam bekisar merupakan keturunan pertama hasil persilangan antara induk jantan dengan pejantan ayam hutan hijau Gallus varius dengan induk betina ayam kampung Gallus Domestika. Selengkapnya bisa anda baca Disini.
9. Ayam Kate
 Ayam Kate
Ayam kate mempunyai perawakan yang kecil, berkaki pendek dan unik karena memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan ayam biasa, terutama dalam hal keindahan bulu, jengger, penampilan fisik dan tingkah laku. 
Ciri Ciri Ayam Kate Lokal :
  1. Warna bulunya putih mulus tapi ada jugs yang hitam
  2. mulus atau hitam kehijauan
  3. Jengger dan pialnya sangat mencolok, karena besar dan merah
  4. Jengger berbentuk wilah - Kaki pendek abu-abu - Kuku dan paruh putih
Jenis Ayam Hias yang kami sampaikan diatas merupakan Jenis ayam hias yang diambil dari berbagai sumber seperti duniaandromedaku.blogspot.com dan lainnya. Semoga informasi yang kami sajikan di atas bermanfaat bagi anda sebagai para pembaca dan juga para penghoby ayam hias.

Senin, 05 Januari 2015

 Dikala Merpati tak Sekedar untuk Dipelihara 

Oleh Ichsan Asa Brantiara
NIM : 23010114140187
Peternakan Kelas E

          Burung Merpati sangatlah akrab bagi masyarakat indonesia,tak hanya orang desa,orang kota pun banyak yang memeliharanya.Merpati kampung atau masyarakat  menyebutnya dengan 'doro jowo' banyak dipelihara oleh anak-anak karena harganya yang murah dan perawatannya yang mudah.Merpati jenis ini dipelihara dan dimanfaatkan sebagai hiburan untuk diadu kecepatan terbanya,dan juga dikembangbiakan untuk dikonsumsi sebagai merpati pedaging.Harga per ekornya berkisar antara 20-50 ribu rupiah dan terbilang murah untuk kalangan menengah kebawah.Perkembangbiakannya lumayan cepat,hampir setiap 2 minggu sekali mereka bertelur sebanyak 2 butir dan menetas di hari ke 21 setelah proses pengeraman.Kita cukup membuat kandang berupa bentuk persegi yang terbuat dari kayu dengan ukuran 50x70cm atau kita buatkan pagupon yang ditempatkan diatas pohon/atap ntuk tempat mereka hidup.Merpati kampung jantan mempunyai badan yang lebih panjang dan tegap jika dibandingkan dengan yang betina, dan dapat mengeluarkan suara mbekur (kicauan) khas merpati untuk memikat sang betina.Berikut ini adalah gambar dari merpati kampung :

 

          Pengalaman saya diwaktu kecil memang memelihara beberapa pasang merpati kampung,sempat terhenti beberapa tahun karena wabah flu burung yang kala itu mengganas di Indonesia.Nah,sejak 2012 yang lalu bapak saya berkeinginan untuk memelihara merpati lagi,namun yang ini bukan hanya merpati kampung namum merpati hias.
          Pada awal memelihara merpati hias,saya hanya punya sepasang merpati kipas,sepasang merpati gondok,dan sepasang merpati modena (sebutan di indonesia),memang pada waktu itu merpati hias belum sepopuler sekarang. Untuk sepasang merpari kipas dihargai 400 ribu rupiah,merpati gondok 900 ribu rupiah,dan merpati modena seharga 800 ribu rupiah.Pekerjaan bapak yang kerap kali keluar kota memudahkan bekliau untuk mencari refrensi berternak merpati di beberapa daerah dijawa,dan jawa timur memang pada saat itu adalah daerah yang paling banyak dijumpai peternak merpati hias.
bapak saya menemukan Komunitas  penggemar merpati hias yang disebut IFPC atau (Indonesia Fancy Pigeon Comunity) dan ahamdulillah beliau terpilih menjadi humas nasional di taun 2013 
Dari tahun-ke tahun penggemar merpati diindonesia semakin banyak,bapak dan saya melihat peluang bisnis pada merpati hias ini.Koleksi kami bertambah sampai terhitung pada tahun 2015 ini terdapat 25 pasang merpati hias maupun merpati kampung,yang terdiri dari jenis norwich cropper,modenna,kipas,gaditano,reversevewing pouter,saxon pouter,hanna pouter,classic dan modern oriental frill,racing pigeon,carrier,double cuip,dan american fantail.

  

 

 






*maaf gambarnya cari di internet,tapi dirumah juga ada kok jenis yg seperti itu hehe,,
bisnis merpati hias ini amatlah menjanjikan,karena merpati bisa bertelur 2 kali dalam sebulan,dan harga anakkanya setengah dari harga induknya. Harga Induk merpati hias diatas berkisar antara 3-7 juta rupiah.
Setelah munas IFPC yang dilaksanakan pada Desember lalu,alhamdulillah sekarang bapak saya terpilih sebagai ketua nasional.
Bila berminat hubungi saya di :
085647465693
pin 7FBAA43D
ID line : Ichsanasa
(artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman saya dan bapak berternak merpati hias selama kurang lebih 3 tahun)
Terima kasih atas perhatiannya,jangan lupa beri komentar :)